[ENG/IND] Why it feels hard to hope? / Kenapa rasanya sulit untuk berharap?

IMG_1268

“you will be secure, because there is hope; you will look about you and take your rest in safety. You will lie down, with no one to make you afraid, and many will court your favor.” (Job 11:18-19) — Hope should be like a ray of light in the darkness. Hope should be like a water spring in the desert. But, can you deny it, that sometimes it takes more than just courage to hope? When does hope become a burden on our shoulder?

It’s been a while from my last post, i have been tied up with my first trimester, yay! Lots of nausea, throwing up and stuffs. But of course, by God’s grace, i could learn so many things which i’ll be sharing on this and the next posts.

Coping with hope for around 6 months for this pregnancy, God taught me again about how to believe Him, how to hope and how to be mature in having faith in Him. The experience with eczema taught me to trust His heart and intention. From that little experience i learned to trust Him again with the pregnancy and to hope for it. What i kept telling my self is that God has planned everything in the right time – but somehow along the road, i started to be intimidated by fear, anxiety and impatience (Read more here). But, well God is too good – there are so many revelations He showed and let me to experience in the midst of the messy me :’)

Anyway, i learned things about Hoping. My husband and i have been hoping for 6 months, it’s not years like Abraham and Sarah i know – but every single day counts. I began to love my child even before she is there, i began to picture myself holding her, i began to list down everything i need for welcoming her, i began to want her very much. This is when i got slipped. My hope is now bigger than my God, and when He tells me to wait – i got messed up. When you got messed up when you have to wait, check your heart, because maybe your hope is got bigger than your God in your life.

This is when hope feels so heavy. And in the midst of this, i started to think again, Doesn’t hope supposed to be a light? and actually feels light instead of heavy? A suicidal person will stop because of hope, a dying person’s risen because of hope, a hopeless person is saved because of hope. So, what’s wrong?

WHO’S BIGGER?

“The Lord delights in those who fear Him, who put their hope in His unfailing love.” (Psalm 147:11) — The key on hoping is set on “His unfailing love”. Sorry to say : don’t put your hope on what you are hoping for. Don’t put your hope on what you heart’s desire, but put your hope on His unfailing love. Hope is believing that His unfailing love means that He listens, He cares, He sees and He is actually answering. When we put our hope on the things we are hoping for, that hope / that desires will become bigger than Him in our life, we start to believe that He only loves us when He gives us that thing – or we start to feel like we could only be happy IF we achieve those things we are longing for.

Don’t we forget? that Jesus is the only reason for our joy? Don’t we forget that even though we lose everything, as long as Jesus is with us, we are more than enough? — And i thank God that He put my hope on “pending” while i haven’t truly set my hope on His unfailing love. I thank God that up until i have to let go of what i’ve been hoping for, (trust me i know how hard it is to let go of your dream which you know it is a right wish to ask and that it won’t harm anybody – c’mon i’m only asking for a baby which i know God too delights for it) then gives me the most beautiful grace – a sweet and strong little pea which now is still 8 weeks of age.

And you know what, even though you can’t seem to understand the word “beautiful in its time” when you are still waiting, trust me it’s true. I thank God that i have to first wait and hope for a child then to be given her, because in the midst of my very uncomfortable and hard first trimester, i could remind myself that i am the one who’ve been asking for it and that this baby is the one that i’ve been hoping and longing for, so i could survive every single throw up and nausea which is really wasting me out everyday. If God gave me a child right after i’m married, i won’t be learning any of this and plus i am probably not strong enough to face my first trimester. Thank God that He set it beautiful in its time.

IMPATIENCE

“Hope deferred makes the heart sick, but a longing fulfilled is a tree of life.” (Proverbs 13:12) — It never feels good when we don’t have what we desire at first. Impatience is our human’s weakness. We have to accept the fact that not everything we plan will go according to the way we planned it or in the time we want it to be. To be able to wait until the right time comes, we have to first realize that when we thought is the right time is not always right, there is only The One who knows and travels time, He is Jesus. To be patient in waiting means to trust that He never delays and that He knows better than us.

Nobody likes to wait. But sometimes to wait is also the way to what you’ve been hoping for. Wait doesn’t means stopping or the end, it’s you on the way. Never let your impatience makes you doubt His intentions.

It’s not about what you’re hoping for, but it’s about who’s you’re hoping to?

_______

IMG_1268“Engkau akan merasa aman, sebab ada harapan, dan sesudah memeriksa kiri kanan, engkau akan pergi tidur  dengan tenteram;  engkau akan berbaring tidur dengan tidak diganggu, dan banyak orang akan mengambil muka  kepadamu.” (Ayub 11:18-19) — Sebuah harapan adalah secercah cahaya dalam kegelapan. Sebuah harapan adalah seperti mata air di tengah padang gurun. Namun, tak dapat disangkali bahwa terkadang dibutuhkan dari sekadar keberanian untuk berharap. Dan kapan harapan itu malah menjadi sebuah beban?

Sudah beberapa waktu sejak post terakhir saya, maklum saya sedang sibuk dengan trimester pertama kehamilan saya, yay! Badai mual dan muntah sepertinya memenuhi hari-hari saya. Namun tentu saja oleh kasih karunia Tuhan Yesus, saya dapat belajar begitu banyak hal yang akan saya bagikan dalam post kali ini dan post-post kedepannya.

Berkutat dengan pengharapan selama kurang lebih 6 bulan untuk kehamilan ini, Tuhan mengajarkan saya kembali bagaimana untuk percaya, untuk berharap dan beriman dalam kedewasaan padaNya. Pengalaman dengan eksim mengajarkan saya untuk mempercayai niat hatiNya. Dari pengalaman sederhana itu, saya kembali lagi belajar hari ini untuk mempercayaiNya perihal kehamilan ini dan untuk berharap padaNya. Apa yang terus saya katakan pada diri saya adalah bahwa Tuhan telah merencanakan segalanya tepat pada waktunya – namun di tengah perjalanan, saya mulai diitintimidasi oleh ketakutan, kekuatiran dan ketidaksabaran (Baca disini). Namun, Tuhan terlalu baik – Dia menunjukkan begitu banyak peneguhan dan mengijinkan saya untuk mengalami begitu banyak pengalaman bersamaNya di tengah kekacauan itu.

Anyway, saya belajar hal-hal seputar Pengharapan. Suami dan saya telah berharap kurang lebih selama 6 bulan, memang bukan hitungan tahun seperti Abraham dan Sarah – namun setiap detik dan hari sangat berarti. Saya mulai mencintai anak saya bahkan sebelum dia ada, saya mulai membayangkan diri saya memeluknya, saya mulai menuliskan hal-hal yang saya butuhkan dalam menyambutnya, saya mulai merasa begitu mengingininya. Inilah titik dimana saya tergelincir. Harapan saya kini menjadi lebih besar dari Tuhan saya, sehingga ketika Tuhan berkata “tunggu” – saya pun merasa kacau. Ketika Anda merasa kacau saat diharuskan menunggu, coba cek kembali hati Anda, karena mungkin harapan Anda kini telah lebih besar dari Tuhan dalam hidup Anda.

Inilah ketika sebuah harapan terasa begitu berat. Di tengah semua ini, saya mulai berfikir kembali, bukankah sebuah harapan seharusnya bagaikan cahaya? yang seharusnya terasa ringan dan bukannya terasa berat? Seorang yang ingin bunuh diri akan berhenti karena sebuah harapan, seorang yang sekarat bisa bangkit karena sebuah harapan, seorang yang putus asa diselamatkan karena sebuah harapan. Lalu, dimana salahnya?

SIAPA YANG LEBIH BESAR?

“TUHAN senang  kepada orang-orang yang takut akan Dia, kepada orang-orang yang berharap  akan kasih setia-Nya” (Mazmur 147:11) — Kunci dalam berharap terletak pada “kasih setiaNya”. Harus saya katakan bahwa : jangan letakkan harapan Anda pada apa yang Anda harapkan. Jangan letakkan harapan Anda pada apa yang hati Anda inginkan, tetapi letakkan harapan Anda pada kasih setia-Nya (unfailing love – kasihNya yang tak pernah gagal). Berharap adalah percaya pada kasih setiaNya yang berarti bahwa Dia mendengarkan, Dia peduli, Dia melihat dan Dia sesungguhnya menjawab. Ketika kita meletakkan harapan kita pada apa yang kita harapkan, harapan / keinginan itu akan menjadi lebih besar dari Tuhan dalam hidup kita – kita menjadi percaya bahwa Dia mengasihi kita JIKA Dia mengabulkan harapan kita – atau kita mulai merasa bahwa kita hanya akan bahagia JIKA kita mendapatkan apa yang kita inginkan.

Bukankah kita lupa? bahwa Yesuslah satu-satunya alasan sukacita kita? Bukankah kita lupa bahwa walaupun kita kehilangan segalanya, namun jika Tuhan Yesus tetap bersama kita, kita adalah lebih dari cukup? — Dan saya bersyukur pada Tuhan bahwa Dia membuat harapan saya “pending” ketika saya belum sepenuhnya meletakkan harapan saya pada kasih setiaNya. Saya bersyukur bahwa sampai titik dimana saya harus melepaskan apa yang saya harapkan satu-satunya, (percayalah saya tahu begitu beratnya untuk melepaskan sebuah harapan yang kita sendiri tahu bahwa ini adalah hal yang baik untuk diminta yang tak akan mencelakakan orang lain – yang saya minta hanyalah seorang anak yang saya sendiri yakin bahwa Tuhan pasti akan senang.) untuk kemudian Tuhan berikan anugrahnya yang indah – seorang anak yang manis dan kuat yang masih berusia 8 minggu dalam kandungan.

Dan walaupun sepertinya Anda tak bisa memahami kata “indah pada waktuNya” terutama saat Anda masih dalam sebuah penantian, percayalah pada kebenaran kata itu. Saya bersyukur bahwa saya terlebih dahulu harus menunggu dan berharap untuk kehadiran seorang anak sebelum menerimanya, karena di tengah ketidaknyamanan trimester pertama saya, saya dapat selalu mengingatkan diri saya bahwa sayalah orang yang memintanya dan anak ini adalah anak yang selama in saya minta dan nantikan, sehingga saya bisa bertahan setiap kali saya mual, pusing atau bahkan muntah. Jika Tuhan memberikan anak tepat setelah saya menikah, saya tak mungkin bisa belajar hal-hal ini dan pastinya saya tidak cukup kuat untuk menghadapi trimester pertama saya. Saya bersyukur bahwa Tuhan menjadikan segala seuatu sesuai dengan waktu yang terbaik.

KETIDAKSABARAN

“Harapan yang tertunda menyedihkan hati, tetapi keinginan yang terpenuhi adalah pohon kehidupan.” (Amsal 13:12) — Memang tidak pernah terasa menyenangkan saat kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan pada waktu yang kita inginkan. Ketidaksabaran adalah kelemahan kita sebagai manusia. Kita harus menerima fakta dimana tidak segalanya yang kita rancangkan akan berjalan sesuai dengan rancangan kita atau bahkan di waktu yang kita inginkan. Untuk dapat menunggu sampai waktu yang terbaik, kita harus pertama menyadari bahwa waktu yang kita pikir terbaik belum tentu adalah yang terbaik, hanya ada satu Pribadi yang tahu dan melintasi waktu, Dialah Tuhan Yesus. Untuk dapat bersabar dalam penantian berarti kita harus percaya bahwa Dia tak pernah menunda dan bahwa Dia tahu lebih baik dari kita.

Tidak ada yang suka dengan penantian. Namun terkadang menunggu adalah jalan kepada apa yang Anda harapkan. Menunggu tidak berarti berhenti atau akhir, menunggu adalah Anda di tengah perjalanan. Jangan pernah biarkan ketidaksabaran membuat Anda meragukan niat hatiNya.

Bukan masalah apa yang Anda harapkan, tapi kepada siapa Anda berharap? — (It’s not about what you’re hoping for, but who you’re hoping to)

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s