Setiap kali saya berfikir mengenai kehidupan, pikiran saya cenderung memikirkan segala pencapaian dalam hidup – apakah itu soal harta, promosi, kuasa atau jabatan. Sepertinya hal-hali ni telah menjadi standar pencapaian kita dalam hidup. Namun, benarkah demikian? Berapa banyak orang kaya, orang berposisi tinggi yang meninggal dalam penyesalan? meninggal dalam kesia-siaan? dalam kesedihan dan kepedihan? Lalu pertanyaannya, apa yang seharusnya kita kejar dalam hidup ini?
Saya melihat hidup berkemenangan sebagai hidup tanpa penyesalan, hidup yang dimana kita menghidupinya secara maksimal sehingga tidak ada kesempatan bagi kita untuk berkata, “jika saja saya melakukan ini, jika saja saya memutuskan ini, jika saja … ” dan bagi saya, hidup tanpa penyesalan adalah pencapaian yang paling penting yang seharusnya kira raih. Jika kesuksesan membawa penyealan pada akhirnya – lalu bagaimana mungkin itu menjadi sesuatu yang kita banggakan? maka, hari ini saya ingin membagikan 2 point penting dan 7 senjata dalam mencapai hidup berkemenangan.
(Lukas 10:19) “Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu.”
Jelas bahwa hidup berkemenangan bukan berarti hidup tanpa ular dan kalanjengking – menang sendiri berarti ada sesuatu yang kita kalahkan – berarti ada pertandingan sebelumnya sehingga kita akan disebut menang ketiak kita memenangkan pertandingan itu.
- Tujuan / visimu adalah standard pencapaianmu
Sebuah visi / tujuan seharusnya menjadi hal pertama yang kita bentuk sebelum melakukan sesuatu. Kita bahkan di ajarkan nuntuk menaruh tujuan kita dalam setiap laporan kuliah, bukan? Kenapa saya katakan bahwa tujuan kita akan menjadi standard pencapaian kita? Karena kita, manusia, melakukan hal-hal berdasarkan tujuan yang telah di bentuk – dan biasanya kita tidak membuang banyak waktu dan usaha untuk mencapai lebih dari tujuan yang telah kita bentuk.
Coba kita tonton video sejarah Samsung berikut ini untuk kita lebih mudah mengerti point no. 1 di atas :
Berapa banyak dari kita yang hari ini memiliki tujuan hidup menjadi kaya? Menjadi seorang manager, seorang direktur atau menjadi sukses? Pendiri Samsung membentuk tujuannya melebihi semua ini – dia tidak hanya membentuk visi dan tujuannya untuk menjadi kaya namun untuk meningkatkan perekonomian negaranya dan menjadikan Korea sebagai negara yang sukses. Bayangkan jika dia hanya memiliki tujuan untuk menjadi kaya – saya percaya bahwa dia akan berhenti berkarya saat dia sukses dengan perusahaan wol dan gulanya. Namun karena tujuan dan visinya melampaui itu – dia terus naik dan tidak turun sampai hari ini Samsung bukan hanya menjadi perusahaan no.1 di Korea namun juga menjadi perusahaan yang sangat dihargai di mata dunia.
Jadi, berhati-hatilah dalam membentuk visi dan tujuan kita – itu adalah kunci dalam pencapaian masa depan kita.
- Iman yang dewasa
Kita butuh iman yang dewasa bukan hanya secara spiritual namun juga secara mental dan emosional. Dalam mental dan emosional, iman yang dewasa berbicara mengenai karakter yang tidak pernah menyerah dan berharap. Dalam spiritual, iman yang dewasa berbicara mengenai bagaimana kita tidak pernah kecewa dan kehilangan iman / kepercayaan dalam Tuhan di dalam apapun yang kita hadapi. Walaupun kita sedang menghadapu jalan yang gelap dan panjang – hati kita selalu percaya bahwa Dia adalah Tuhan yang mengasihi dan akan menolong kita dalam waktu dan caraNya. Ini adalah kunci dalam “terus bangkit” di dalam keadaan separah apapun.
7 SENJATA DALAM MEMPEROLEH HIDUP BERKEMENANGAN
(Efesus 6:14-17)
Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh , yaitu firman Allah,
- Berdirilah tegap
Berdiri tegap berbicara mengenai kesiapan kapanpun dimanapun. Sehingga ketika ada batu menghadang di depan kita, kita akan selalu siap dalam memeranginya dengan keberanian, kekuatan dan hikmat. Seperti seorang tentara yang selalu siap kapanpun dia dipanggil oleh komandannya – dia selalu siap untuk setiap perang tanpa menanyakan setiap perang tersebut. Kenapa? Karena dia dilatih non-stop. Bahkan ketika dia telah menjadi seorang tentara, dia lebih lagi dilatih. Latih dirimu dalam firman Tuhan, dalam iman, dalam keberanian, dalam hikmat – sehingga tidak ada yang dapat menjatuhkanmu.
- Berikatpinggangkan kebenaran
Ibarat sabuk pengaman sebuah mobil, ikat dirimu dalam kebenaran. Katakan kebenaran, lakukan hal-hal benar. Dengan kata lain, hiduplah benar dalam perkataan maupun perbuatan. Hidup benar adalah sebuah karakter yang mahal yang akan dihargai baik oleh Tuhan maupun manusia. Lalu, bagaimana untuk kita bisa hidup benar? Adalah dengan berhati-hati dengan apa yang kita ijinkan masuk dalam hidup kita. Ya, yang saya maksudnya mulai dari tontonan, bacaan, dll – semua hal yang kita ijinkan masuk dalam diri kita dapat mempengaruhi kepercayaan dan karakter kita. Contohnya, jika kita mengijinkan sebuah film mengenai “kebihingan adalah hal baik dan wajar dilakukan” maka kita akan mulai percaya bahwa memang bohong itu terkadang perlu – kita mulai meragukan kejujuran – dan pada akhirnya kita akan mulai berbohong.
- Berbajurzirahkan keadilan
Kebenaran disini berbicara mengenai kekudusan (dalam terjemahan bahasa inggris : righteousness). Ya, kekudusan juga termasuk salah satu senjata. Ketika kita meminjam barang dari setan, contohnya saja pronografi – maka doa kita tidak akan pernah mengalami terbosoan. Bagaimana mungkin? Karena setiap kali kita merasa ingin datang kepada Tuhan , setiap kali kita ingin berdoa memohon berkatNya – si iblis siap dengan panahnya memanahkan tepat ke dada kita – dan tanpa baju zirah maka panah iblis akan tembus kedalam hati kita dengan segala intimidasinya yang mengatakan bahwa kita ini berdosa dan tak layak berdia apalagi meminta. Dan jika kita tidak berditi tegap selalu, maka akan sangat sulit bagi kita untuk menemukan kembali jalan kepadaNya.
- Berkasutkan kerelaan untuk memberitakan injil damai sejahtera
Pastikan bahwa kemanapun kita pergi, kita selalu membawa damai baik dalam perkataan maupun perbuatan, dan bukan sebaliknya. Jangan pernah membawa luka, teror, ketakutan atau hal-hal negatif kepada orang lain. Kita tidak tahu apa yang seadng di alaminya – mungkin saja orang tersebut sedang mempertimbangkan untuk bunuh diri dan dengan perkataan negatif kita, itu bisa menjadi peneguhan baginya untuk melakukannya. Selalu positif dalam perkataan dan perbuatan kita tentunya juga akan memperluas hubungan dan networking kita dengan orang lain. Dan hubungan merupakan hal yang sangat penting dalam membangun karir maupun hidup kita, bukan?
- Perisai iman
Saya mengibaratkannya sebagai sistem imun. Ada waktu-waktu dimana sistem imun kita menurun, dan biasanya penyakit menjadi sangat mudah masuk dalam tubuh kita saat imun kita sedang turun. Mulai dari penyakit ringan seperti flu sampai penyakit parah seperti herpes / kanker. Ketika iman kita pada Tuhan sedang turun maka akan sangat mudah sekali untuk merasa terintimidasi oleh keadaan dan masalah kita. Ketika kita kehilangan iman, kita kehilangan harapan, dan ketika kita kehilangan harapan, kita akan kehilangan pikiran dan hati kita. Tumbuhkan iman setiap hari didalam firman Tuhan – berdoalah senantiasa dan mengucap syukurlah atas segala hal.
- Ketopong keselamatan
Ketopong keselamatan berbicara mengenai pikiran yang di disiplinkan. Ketahuilah bahwa ini adalah bagian yang paling sering dan suka di ganggu oleh si jahat. Karena otak kita mengendalikan seluruh tubuh kita – dan dengan menguasai pikiran kita, si jahat akan bisa menguasai seluruh tubuh kita untuk mengikuti kehendaknya. Inilah kenapa sangat penting dan perlu untuk menjaga dan mengontrol pikiran kita. Jangan buka celah bagi si jahat untuk menyebarkan hal-hal negatif, dusta dan ketakutan. Jangan pernah percaya pada kegelapan. Dan satu-satunya cara untuk menguasai pikiran kita adalah untuk mendekatkan diri kita kepada Tuhan lebih lagi. Hidup dalam firmanNya dan hadiratNya dan biarkan Roh Kudus memimpin pikiran kita ke kebenaran. Jangan biarkan pikiranmu menguasaimu tapi sebaliknya kuasailah pikiranmu.
- Pedang Roh, yaitu Firman Allah
Kata-kata kita ibarat sebuah pedang – yang dapat membantu kita dalam memotong sayuran atau bahkan melukai / membunuh seseorang. Berhati-hatilah dengan mulut dan lidah. Belajar untuk berhenti mengatakan hal-hal yang buruk – belajar untuk diam saat diperlukan – belajar untuk hanya mengatakan kebenaran – belajar untuk memikirkan akibat dari apa yang akan dikatakan sebelum mengatakannya – belajar untuk menyebarkan damai sejahtera melalui perkataan. Jangan biarkan mulit kita dipakai oleh si jahat tapi sebaliknya berikan pada Tuhan untuk digunakan sebagai alat penyebar damai. Orang yang dapat menjaga mulutnya dapat menjaga hatinya, orang yang dapat menjaga mulutnya akan mendapatkan kasih dan perkenanan Tuhan maupun manusia.
_______
.
Bayangkan anda adalah seorang presiden. Anda memiliki 1 suami / istri dan 2 orang anak. Anak tertua adalah anak yang dikatakan oleh orang lain sebagai anak yang penurut, anak yang bertanggung jawab dan hidup benar dalam perkataan dan perbuatannya. Sedangkan anak kedua adalah adik yang suka berfoya-foya, berpesta, hidup dalam pergaulan bebas dan kegemarannya adalah meringkuk dalam narkoba dan dunia malam – ia adalah si adik yang jarang pulang. Nah, bayangkan anda sebagai presiden memiliki 1 medal – dimana medal ini bias anda berikan kepada salah satu anak anda. Si pemegang medal akan mendapatkan fasilitas dan otoritas yang sama dengan anda, seorang presiden. Seluruh ajudan anda juga akan menaati perintah si pemegang medal ini seperti kepada anda. Pertanyaannya, kepada anak yang mana anda akan serahkan medal ini?
Jika itu saya, maka saya akan tentu memberikannya kepada yang tertua. Bukan karena saya tidak mengasihi yang muda – yang muda ini mungkin menyita pikiran saya lebih dari si tua karena saya pasti selalu mengkhawatirkan hidupnya — tapi karena saya tahu jika saya memberikan medal ini kepadanya, dia tidak akan bisa mengelolanya. Dia mungkin akan menyalahgunakannya untuk kepuasan pribadinya. Dia mungkin akan memerintahkan ajudan saya untuk membunuh orang yang tidak disukainya di club tertentu – dan itu akan menyebabkan hukuman yang lebih berat bagi dirinya.
Inilah yang terjadi antara kita dan Tuhan. Ketika kita meminta hidup berkemenangan, kesuksesan atau pencapaian apapun dalam hidup kita, apakah kita sudah memiliki hidup yang Dia tahu Dia bisa percayai? Ingat, Dia tidak akan memberikan otoritas-Nya ketika hidup kita tidak bisa dipercayai – bukan karena Dia tidak mengasihi kita namun justru karena Dia mengasihi kita lebih dari yang kita pikirkan.