SYARAT Memberi dan Menerima DONOR ASI

IMG_0132

Memiliki produksi ASI yang berlimpah tak jarang membuat seorang ibu menyusui kewalahan dalam menyimpan stok ASI. Sehingga donor asi seringkali menjadi salah satu solusi, selain karena alasan efisien tempat, donor ASI juga dinilai baik dalam menolong beberapa ibu dan bayi yang membutuhkan ASI. Ibu dapat melakukan donor ASI baik kepada kerabat, teman atau bahkan diserahkan ke pihak Rumah Sakit Bersalin. Namun, apakah donor ASI itu aman?

Saya sendiri saat Eegan lahir dan mengalami demam, sempat ditawarkan pilihan ASI donor atau sufor – namun saat itu saya memilih sufor, karena menurut saya, menerima donor ASI harus jelas darimana sumbernya dan riwayat kesehatan si pemberi donor itu sendiri sehingga jika sembarangan menerima malah takutnya akan mempengaruhi kesehatan Eegan. Berikut beberapa syarat donor ASI yang saya rangkum dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) :

  • Memiliki bayi berusia kurang dari 6 bulan
  • Kejelasan identitas, agama, dan alamat pendonor ASI diketahui jelas oleh pihak penerima donor
  • ASI tidak diperjual belikan
  • Sehat dan tidak mempunyai kontra indikasi menyusui
  • Jika Ibu pendonor atau bayi kandung sedang pilek, maka ibu pendonor tidak boleh memerah ASI untuk donasi sampai mereka pulih
  • Produksi ASI sudah memenuhi kebutuhan bayinya dan memutuskan untuk mendonasikan ASI atas dasar produksi berlebih
  • Telah melalui proses penyimpanan ASIP yang benar. Oroses penyimpanan yang salah akan membuat ASIP justru terkontaminasi dan tidak aman dikonsumsi
  • Tidak menerima tranfusi darah atau tranplantasi organ/jaringan dalam 12 bulan terakhir
  • Tidak mengonsumsi obat, termasuk insulin, hormon tiroid dan produk yang bisa mempengaruhi bayi.
  • Tidak ada riwayat menderita penyakit menular seperti HIV, hepatitis atau HTLV2
  • Tidak memiliki pasangan seksual yang beresiko terinfeksi penyakit seperti HIV, HTLV2, hepatitis B/C, hemofilia, menggunakan obat terlarang, perokok atau peminum alkohol.
  • Harus menjalani serangkaian screening meliputi tes HIV, Human T-lymphotropic virus (HTLV), sifilis, Hepatitis B dan C dan CMV (jika untuk diberikan kepada bayi prematur)

Setiap praktik donor ASI memiliki keuntungan dan resiko, keuntungannya sendiri adalah ASI ramah akan pencernaan untuk bayi penerima, sedangkan beberapa resiko yang dapat terjadi jika ibu pendonor tidak memenuhi syarat diatas adalah :

  • Terpapar penyakit menular, termasuk HIV
  • Terkontaminasi zat-zat kimia dari obat-obatan yang dikonsumsi ibu pendonor

Jika moms berniat menerima donor ASI untuk si kecil, maka ada baiknya untuk dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dokter anak masing-masing karena kebutuhan gizi dan kondisi setiap anak berbeda-beda.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s