Demam merupakan salah satu efek samping umum yang seringkali dialami bayi atau anak pasca vaksin. Mulai dari demam ringan hinggi tinggi tentu tak jarang membuat orang tua khawatir dan merasa takut untuk membawa anak vaksin. Terkebih jika usianya masih sangat muda, karena demam pada anak bukan saja membuat sang anak sakit tapi juga rewel dan tidak nafsu makan.
Karena hal inilah, muncul vaksin yang tidak menyebabkan demam. Kita kenal dengan vaksin impor. Sehingga biasanya saat orang tua membawa anaknya vaksin baik ke puskesmas atau rumah sakit, akan ditawarkan 2 macam pilihan vaksin. Vaksin panas atau tidak panas. Lantas, apa bedanya kedua vaksin tersebut selain harganya yang memang berbanding jauh?
Vaksin lokal di Indonesia diproduksi oleh PT Bio Farma. Kita ambil contoh vaksin yang seringkali menyebabkan panas, yaitu DPT. Pada vaksin lokal, vaksin ini bersifat whole cell. Whole cell artinya pembuatan vaksin menggunakan seluruh sel kuman yang telah dilemahkan tanpa dikurangi, untuk itu anak biasanya lebih rentan untuk panas atau kejang jika suhu nya terlalu tinggi. Biasanya harga vaksin lokal juga jauh lebih murah dibanding vaksin impor.
Sedangkan vaksin impor bersifat aseluler, artinya ada pengurangan sel kuman (pertusis) yang dilemahkan didalam vaksin tersebut, sehingga anak tidak rentan untuk panas. Hal ini baik dari segi efek samping, namun juga berarti kekebalan tubuh anak terhadap kuman ini lebih singkat daripada vaksin whole cell, untuk itu biasanya pada vaksin impor, harus kembali dilakukan booster atau pengulangan di tahun-tahun berikutnya. Harga yang jauh lebih tinggi pada vaksin impor disebabkan karena proses pembuatannya yang jauh lebuh rumit dan sulit.
Kedua vaksin ini tidak ada yang tidak baik ya moms, baik vaksin lokal maupun impor sama-sama memiliki fungsi dan manfaat yang sama dan plus minus. Jika mengambil vaksin lokal, keuntungannya adalah harga vaksin yang jauh lebih murah namun resiko anak demam dan kejang (moms bisa atasi dengan obat penurun panas dan asupan ASI agar suhu anak tidak terlalu tinggi hingga menyebabkan kejang yang berbahaya), sedangkan keuntungan vaksin impor adalah moms tidak perlu kuatir akan efek demam, anak tetap aktif dan sehat seperti biasa namun harus merogoh kantong lebih banyak dan kembali melakukan booster vaksin di tahun mendatang.
Indonesia sendiri masih sangat membutuhkan vaksin impor, karena PT Bio Farma masih membutuhkan waktu yang lama dalam memproduksi vaksin yang dibutuhkan oleh seluruh anak Indonesia. Selain itu, masih ada beberapa vaksin yang belum dapat diproduksi oleh PT Bio Farma, seperti contohnya vaksin aseluler tadi dan MMR. Karena alasan inilah, pemerintah mengijinkan vaksin impor masuk agar memudahkan kita para rakyat mendapatkan vaksim, sehingga tidak lagi harus membawa anak keluar negri hanya untuk mendapatkan vaksin yang dibutuhkan. Kita berharap kedepannya, PT Bio Farma dapat terus berkembang dalam produksi vaksin bagi anak Indonesia.