Sudah menjadi cap seorang orang tua bahwa setiap orang tua harus panjang sabar. Namun realitanya, kesibukan dan kelelahan seringkali membuat kesabaran kita diuji. Seorang ayah dan ibu akan menjadi orang tua hingga akhir hidupnya, bisa dikatakan selamanya. Selama kurun waktu “selamanya” ini, seringkali emosi itu tidak bisa ditahan atau cegah. Namun ada hal yang dapat kita lakukan agar emosi ini tidak memuncak.
Bayangkan sebuah toren, dimana toren berisi air untuk persediaan kita dirumah dan sangat berguna terutama saat di keadaan mati lampu. Enaknya se uah toren adalah dia memiliki pengingat otomatis diadalamnya, yang ketika air telah mencapai garis hampir habis, dia akan ke klip otomatis dan langsung menyalakan pompa air untuk mengisinya kembali.
Bukankah ini sama dengan kita moms? Ibaratkan kesabaran itu air dan toren itu kita. Ada kalanya air yang penuh itu – kesabaran yang panjang itu bisa habis. Tapi tidak berarti tidak bisa diisi kembali, hanya perlu waktu untuk mengisinya hingga penuh kembali. Sehingga saat kesabaran kita mulai habis, hanya ada satu yang dapat kita lakukan yaitu tunggu sampai diisi kembali. Untuk itulah diperlukan kerja sama antara ayah dan ibu, ketika satu toren mulai menipis dan perlu diisi maka gunakan toren satunya lagi.
That’s why a marriage is a team work, layaklah dalam sebuah tim sepak bola yang saling mengcover dan memiliki beberapa pemakn cadangan. Sehingga saat ada pemain inti yang cidera, dapat digantikan dengan pemain cadangan sebelum pemain inti tersebut harus memaksakan diri bermain hingga cidera parah dan tak bisa bermain dipertandingan selanjutnya. You still have a “forever” kedepan moms, save your water each day untuk di refill untuk esok hari yang tiada akhir.