Istilah Bell’s Palsy ini baru saja saya ketahui dari sharingan beberapa moms lainnya dan merupakan kondisi yang menyebabkan kelamahan atau kelumpuhan otot di satu sisi wajah. Ini bisa terjadi saat ada saraf yang mengatur otot wajah menjadi bengkak, terkompres atau inflamed (infeksi). Kondisi ini dapat menyebabkan satu sisi wajah menjadi “jatuh/turun” atau kaku sehingga seringkali penderita kesulitan untuk senyum atau menutup satu sisi mata. Kondisi bell’s palsy ini biasanya bersifat sementara.

Bell’s Palsy bisa terjadi pada segala usia namun paling banyak di alami pleh golongan usia 16-60 tahun.Penyakit ini sesungguhnya berkaitan dengan infeksi virus atau bakteri telah berada dalam tubuh kita namun tidak memberikan gejala. Virus atau bakteri ini bisa berupa virus Herpes Simplex, HIV, Sacoidosis, Cacar, Epstein-Barr dan Lyme Disease.

Dan pemicu gejala itu timbul bisa akibat trauma, gangguan emosi, stres lingkungan (paparan suhu mesin pendingin secara langsung dan suhu yang terlalu dingin). Beberapa gejala sebelum kondisi ini terjadi dapat berupa kesulitan makan dan minum, flu, infeksi telinga atau bisa juga infeksi mata 1-2 minggu sebelum Bell’s Palsy. Selain itu ada juga gejala minor yang mengatah ke Bell’s Palsy seperti, mengeluarkan liur (ileran), kesulitan senyum atau berkerut, sulit berkekspresi, mata dan mulut yang kering, sakit kepala, dan sensitifitas terhadap suara meningkat.

Salah satu cara menghindari Bell’s Palsy yang paling sederhana yang dapat kita lakukan adalah dengan menghindari paparan angin yang mengenai badan secara langsung. Paparan angin ini bisa berasal dari AC, kipas angin, angin saat naik motor atau AC mobil. Disarankan untuk meletakkan tempat tidur tidak dibawah hembusan angin mesin pendingin sehingga badan tidak langsung tresemprot angin mesin pendingin.