RESPON SAAT ANAK LAKI-LAKI SUKA MEMAINKAN ALAT KELAMIN

IMG_0335Pada umumnya, anak usia 3-6 tahun sedang berada pada fase Phallic dimana ia mendapatkan kesenangan dengan cara menstimulasi alat kelaminnya (teori Sigmund Freud, Berk, 2009). Fase ini memang lebih banyak dialami oleh anak laki-laki, dimana ia secara tidak sengaja “menemukan” bahwa ternyata sentuhan pada alat kelaminnya dapat menimbulkan rasa nyaman dan sensai tertentu sehingga ia yang belum mengerti hal ini cenderung mengulanginya.

Bahkan, diusia Eegan sekarang ini (17 bulan), beberapa kali saat mengganti popoknya, eegan bisa dengan tidak sengaja menyentuh alat kelaminnya lalu mengulangnya lho, moms. Yang saya lakukan biasanya adalah menjauhkan tangannya sambil berkata, “no, Eegan, you could hurt yourself.” – karena jujur saya sendiri khawatir dia akan mencakar atau meremas berlebihan sehingga sakit.

Dan pernah suatu kali, dulu saat saya berenang, saya sendiri meilhat seorang anak sedang menstimuli ala kelaminnya di dalam air. Anak ini mungkin berada diusia SD, namun sejak saat itu saya menjadi concern untuk mengajarkan sex education dengan benar ke Eegan, dan hal ini harus dimulai dari banyak mengedukasi diri dengan cara belajar dan membaca.

Beberapa tips yang saya dapatkan dari artikel adalah, jangan merespon dengan marah, kecewa atau jijik. Tapi mulai ajarkan bahwa alat kelamin adalah hal yang sangat sensitif sehingga jika dipegang terus-menerus dapat menimbulkan luka atau lecet dan itu akan terasa sakit. Selain itu, pada usia 3-6 tahun, jika masih sering kita dapati anak sering menyentuh alat kelaminnya, maka kita harus siap dengan beberapa permainan aktivitas dirumah agar anak fokus bermain dan beraktivitas dan lupa akan hal ini dan tidak menjadi sebuah kebiasaan.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s