Saat kita membayangkan seorang bayi yang baru lahir, maka biasanya tidak pernah terlintas bahwa ada seorang bayi yang lahir tanpa bisa menyusu. Karena biasanya saat bayi itu lahir, secara otomatis mereka bisa menyusu dengan baik. Namun ternyata hal ini juga yang membuat saya heran dan depresi, karena Eegan terlahir tidak bisa menyusu baik secara langsung ataupun dengan media botol susu.
Untuk seorang bayi bisa menyusu, dia harus menguasai 3 hal sekaligus yang ia biasanya pelajari dari dalam rahim, yaitu :
- Menyedot
- Menelan
- Mengatur nafas
Disinilah saya mengenal istilah Dysphagia Syndrome, dimana adanya gangguan atau kesulitan yang dialami bayi dalam menelan atau mengonsumsi susu atau makanannya. Pada kasus Eegan, ini dialami dari usianya 0-5 bulan.
Gejala yang diperlihatkan Eegan adalah :
- Pocketing foods. Jadi Eegan menyedot cepat namun tidak bisa menelan. Alhasil, saat ingin menelan semua susu yang ada di mulutnya, dia tersedak dan menjerit. Ini terjadi dalam setiap telanan susu.
- Hal diatas juga yang membuat Eegan butuh waktu lama untuk menghabiskan susunya. Karena jatuhnya lebih lama menenangkan daripada nyusunya. Untuk menghabiskan hanya 40 ml, Eegan butuh waktu satu jam. Dimana saat menelan, saya harus tenangkan 3 menit, telan lagi, tenangkan lagi Eegan yang menangis histeris.
- Dan akhirnya, Eegan hanya bisa minum jauh lebih sedikit dan sering dari bayi lainnya. Disaat bayi lain minum 90 ml susu untuk 3 jam, Eegan hanya bisa 40 ml dan harus bangun tiap jam menyusu untuk melewati proses menyusu sejam. Jadi lebih ke dia kelelahan darilada kenyang untuk dia tidur. Ini berlangsung nonstop dari pagi ke pagi, jadi i literally did’t sleep more than 3 hours a day for 5 months.
- Sampai akhirnya Eegan trauma dot susu, sehingga setiap kali disodorkan dot, be,um masuk mulut, dia sudah menangis. Namun saya tak punya lilihan selain memaksakannya hingga ia belajar dan menguasai teknik menyusu dengan baik. Karena penggunaan media lain seperti sendok dan cup sama buruknya.
- Posisi menyusu Eegan jadi harus tegak, tidak bisa semi tiduran seperti bayi pada umumnya. Dengan posisi agak tegak, Eegan jadi terbantu tidak harus menelan terlalu susah karena susu akan mengalir lebih mudah melalui tenggorokannya.
- Selama menyusu, Eegan juga sering menegangkan punggung dan badannya karena kesakitan akibat kesulitan menelan dan selalu tersedak.
- Harus disendawakan jauh lebih sering sembari menyusu daripada normalnya
- Ada suara seperti air terjebak dalam tenggorokannya
- Tidak bisa menelan
- Tidak bisa mengatur nafas saat menyusu
- Selalu histeris selama menyusu
Setelah dibawa ke 3 dokter spesialis anak yang berbeda, semua hanya menyimpulkan satu hal yaitu “sabar”. Tunggu 3 bulan san observasi kembali. Can you imagine what i felt ketika hanya di “resepkan” sabar? Tidak ada obat, tidak ada tindakan, tidak ada terali, hanya sabar. Hari demi hari saya jalani bersama Eegan dengan perjuangan.
Bagaimana tidak? Untuk Eegan bisa bertahan hidup, dia hanya bisa melakukan 1 hal yaitu menyusu. Hanya itu tugas hidupnya namun tidak bisa dia dan saya lakukan. Babyblues pun menyerang, saya merasa gagal sebagai ibu, gagal saat melihat dia lapar dan histeris namun tidak bisa menyusu. Tapi bersyukur pada Tuhan, ditengah kesulitan dia menyusu, perjuangan kami tidak sia-sia, berat badan Eegan terus naik walaupun proses belajar Eegan tidak cepat sehingga Eegan tidak perlu menggunakan NGTube.
Setelah 3 bulan, yes memang ada perbaikan. Dia jauh lebih sedikit tersedak dari saat baru lahir. Saya lun mulai lebih berani mengajak Eegan keluar rumah. Memasuki 5 bulan, Eegan lancar menysuu tanpa tersedak lagi. Memasuki 8 bulan dia bisa memegang botolnya sendiri sambil menyusu tiduran tepat seperti doa di ulang tahun saya, bahwa saya ingin melihat Eegan bisa menyusu sambil tiduran. What a simple wish yet have me to tears when i saw him fulfilling it.
Jadi, memang kuncinya bukan sabar, tapi BERTAHAN. Selama proses ini, saya drop, down, bingung, ga sabar, tapi karena dukungan suami dan kasih karunia Tuhan, saya bertahan hingga akhirnya badai Dysphagia ini berlalu dan memasuki masa MPASI, Eegan sama sekali tidak ada masalah dalam menelan. Yang tersisa hanya mengatur porsi susu Eegan agar lebih banyak dan pola todur Eegan agar lebih panjang.
Pelan tapi pasti, pola makan – pola susu bahkan pola tidur Eegan semua membaik. Haru ini, dia 17 bulan, Eegan hanya menyusu 2x sehari dengan frekuensi dan porsi makan yang sangat baik, tidur malam sudah sering sleep through the night instead of bangun setiap jam seperti dulu dan tidur siang juga sudah sangat baik 2-3 jam 1x sehari senormalnya di usianya.