Mengonsumsi obat penguat janin telah menjadi sesuatu yang pro dan kontra selama ini ya moms. Biasa ada beberapa isu seperti anak akan menjadi super aktif ketika ibu sering mengonsumsi obat penguat janin, namun apakah benar? Kali ini, saya akan coba mensharinkan pengalaman pribadi sebagai pengguna obat penguat janin di dua kehamilan saya ya.
Sejak kehamilan anak pertama, saya memang memiliki otot rahim yang mungkin bisa dikatakan lemah,sehingga bahkan di usia kehamilan 1 bulan, saya telah merasakan beberapa kontraksi yang sempat membuat saya harus bed rest total selama seminggu dikarenakan beresiko mengalami keguguran. Hal ini juga yang membuat dokter kandungan saya meresepkan obat penguat janin di trimester pertama dan diminum saat saya merasakan perut sering kencang / rasa ingin ngeden (kontraksi).
Kontraksi pada trimester pertama sendiri jika dari yang saya rasakan itu berupa rasa kencang di perut yang menyebabkan saya terus menerus ingin mengejan sesuatu namun bukan BAB. Hal ini tentu mengkhawatirkan jika terus dilanjutkan ya moms, karena dapat menyebabkan flek dan beresiko mengalami keguguran. Disinilah obat penguat janin cukup membantu saya, karena dengan mengonsumsinya, saya menjadi lebih baik, kontraksi membaik dan tak lagi berasa ingin mengejan sesering jika tidak mengonsumsinya dan yang paking penting tidka mengalami flek.
Untuk efek mengonsumsi obat penguat janin yang saya rasakan sendiri tidak menunjukkan efek negatif, bahkan setelah kelahiran eegan. Eegan merupakan anak aktif namun tidak hiperaktif. Aktifnya masih sangat normal dan bahkan tidak berupa nakal yang tak bisa di kontrol. Pad akehamilan kedua ini, saya kembali di resepkan obat penguat janin yang sama, karena kali ini justru tantangan saya lebih berat yaitu harus sambil merawat dan bahkan kadang tak bisa di hindari untuk menggendong eegan.
Jadi kesimpulan saya untuk moms yang galau seputar ini, coba konsultasikan ke dokter masing-masihg dan jika memang dibutuhkan, jangan khawatir untuk mengonsumsi penguat janin untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. Karena menurut penuturan dokter saya, justru banyak yang akhirnya harus mengalami flek dan keguguran karena tidak ada penopang dari dalam. Namun, jIka tidak diperlukan maka tidak perku mengonsumsinya. ini juga tidak menimbulkam gejala ketidaknyamanan lainnya dalam kehamilan dan sejauh dikonsumsi sesuai resep dan dosis dokter maka aman yah moms, at least ini yang saya rasakan setelah melewati satu kehamilan dan kelahiran penuh.