
Dalam pemulihan eksim, udah banyak yang tahu ya saya menjalani Elimination Diet yang sejujurnya ga enak karena sangat membatasi apa yang bisa kita konsumsi. Tapi kabar baiknya, ini ga selamanya kok, ini untuk proses detox yang kita perlukan setelah bertahun-tahun kita makan banyak “sampah” yang mengandung banyak racun kimia dan zat inflamasi. Nah setelah proses elimination lewat, setelah recovery, saya belajar untuk menjalani Eating Clean. Visit my second blog for Eating Clean Food Diary at www.sashabakes.id
Jangan mengikuti kesalahan saya pada flareup pertama dimana setelah saya pulih, saya kembali lagi tidak menjaga pola makan saya. Ga jaga disini bukan maksudnya saya banyak konsumsi junk food, ga juga. Tapi akibat kesibukan 2 anak dan tidak dibantu oleh pengasuh, setiap hari saya hanya memesan makanan take-out dengan ojol yang ujung-ujungnya adalah ayam geprek atau ayam penyet. Yang kalau dipikir sekarang, nutrisinya darimana? Tiap hari dimanja dengan hal ini, akhirnya pelan pelan, karena ada pemicunya yaitu waktu itu menjalani puasa dan salah skincare, akhirnya terjadilah flare up kedua setelah 4 tahun pulih.
Dari sini saya berkomitmen untuk tidak lagi mengulangi kesalahan saya, dengan konsumsi makanan-makanan yang sifatnya tidak menutrisi tubuh. Bener-bener kalo bisa homemade dan ga lagi membeli makanan kemasan atau fast food. Jadi, saat saya kali ini Puji Tuhan recovered, saya masuk ke Eating Clean, sebuah metode yang jauh lebih menyenangkan dari Elimination Diet namun tetap ter-arah ke sehat.

Apa itu Eating Clean?
Adalah pola makan yang mengonsumsi makanan yang paling alami dan tidak banyak di proses, yaitu sedapat mungkin adalah makanan yang berada di rantai paling bawah (eating clean for dummies)
Manfaat Eating Clean
- Menstabilkan mood
- Meningkatkan daya konsentrasi dan energi
- Meningkat daya tahan tubuh
- Menurunkan dan menstabilkan berat badan
- Tidak memberatkan kerja sistem pencernaan
- Sehat bagi liver
- Menstabilkan gula darah
Clean Eaters do :
- Perbanyak variasi sayuran, serat, dan buah
- Hindari sebisa mungkin semu yang bersifat asam (acidic) dan inflamasi
- Meminimalisasi gula
- Mengganti lemak jahat menjadi lemak baik
- Masaklah sendiri (homemade)
- Hindari produk kemasan , dan siap jadi
Fakta Makanan Kemasan
Makanan kemasan yang banyak kita jumpai di supermarket maupun pasar biasanya banyak yang mengandung zat kimia yang tentu tidak baik bagi kerja Liver maupun keseluruhan sistem tubuh kita. Makanan kemasan dipenuhi dengan pengawet, pengemulsi, biasanya juga tinggi gula, dll.
Bahkan yogurt maupun minuman isotonik memiliki kandungan gula yang sangat tinggi sehingga tak lagi menjadi sesuatu yang diterima tubuh dengan baik.
Fakta Makanan Cepat Saji
Banyak makanan cepat saji (seperti contoh yang dulu sering saya konsumsi yaitu geprek dan penyetan), menggunakan minyak yang adalah lemak jahat, di proses dengan suhu tinggu sehingga menghilangkan nutrisi yang ada, dan banyak yang menggunakan MSG.
Jadi paling baik tentunya adalah memasak sendiri makanan kita agar kita bisa memastikan semua yang kita konsumsi itu baik.

Fakta Gula
- Biang keladi obesitas
- Penyumbang kalori kosong terbesar
- Bersifat inflamasi
- Hindari sebisa mungkin
- Nama lain gula : cane sugar, organic sugar, fructose, corn syrup, glucose, brown sugar / gula merah, dll (ini semua sama – gula)
- Pilihan pemanis yang lebih baik : gula kelapa (coconut sugar), monk fruit, stevia, madu murni, buah kurma, pure maple syrup
- Hati-hati dengan label no added sugar, no sugar, sugar free karena banyak yang masih mengandung pemanis buatan
Lemak Baik dan Lemak Jahat
- Lemak Jahat (saturated fat), bersifat inflamasi dan meningkatkan kadar kolesterol dan meningkatkan resiko penyakit jantung.
- Lemak Baik (unsaturated fat), dianggap lebih baik untuk tubuh kita
- Contoh Lemak Jahat : minyak palem, minyak bunga matahari, minyak canola, minyak jagung, protein hewani dan produk olahan susu
- Contoh Lemak Baik : minyak zaitun, minyak kelapa, yang berasal dari buah dan nabati

Read The Label
Untuk belajar banyak soal membaca label, kalian bisa nonton di Youtube Channel berikut :


Contoh kasus diatas. Kedua ini adalah sama-sama pasta Gluten Free. Namun jika ditilik lebih dalam ke bagian komposisinya, kita bisa melihat mana pilihan yang lebih baik dan kenapa alasannya.
Pada produk Schar terlihat tepung yang digunakan adalah Corn Flour, dan Corn Flour merupakan tepung yang bersifat inflamasi, dan lihat juga minyak yang digunakan adalah Palm Oil (minyak palem) yang juga inflamasi.
Sedangkan satunya kita bisa lihat komposisinya adalah Brown Rice Flour (v), quinoa (v), oil yang digunakan pun adalah extra virgin olive oil (v)
Jadi selalu baca label pada kemasan yang dibeli!
Pola Makan Seimbang

Perhatikan isi piring kita. Isilah dengan Sayuran yang lebih banyak. Kurangi lemak jahat baik itu yang berasal dari protein hewani maupun minyak. Pilih karbohidrat yang lebih sehat. Makan buah dan sayuran bervariasi juga minum air mineral minimal 2L sehari.