I’ve been a mother for 4 years now, and i’ve been praying, wanting, wishing even forcing my self to be a more patient mother to my kids. I am tired of yelling at them, putting them to time out, telling them not to do things that are not appropriate and lecturing them the “right” thing. And what did i get in return? I often ended up blowing up my mind and my vocal cord towards them. I ended up making my kids afraid of me almost every single day. This got me to a point where i would be frustrated thinking of what my life has turned me into.
Continue readingTag: Tantrum
PERLUKAH ANAK DI DISIPLIN?
Berbicara disiplin anak, biasanya setiap orang tua pasti memiliki caranya masing-masing ya moms. Yang saya sharingkan dibawah ini merupakan cara kami mendisiplin Eegan sejauh ini. Saya dan suami telahbsepakat bahwa jika Eegan melakukan kesalahan, ada tindakan disiplin yang harus di lakukan tergantung tingkat kesalahannya. Karena, terutama bagi saya, disiplin itu perlu, bukan untuk menghukum anak – tapi lebih kepada menanamkan konsep salah dan benar.
YANG PERLU ANAK PELAJARI DARI SANG AYAH
As a child from a broken home, saya mau encourage para ayah untuk memprioritaskan keluarga karena seriously peran seorang Ayah itu tidak bisa digantikan, baik oleh ibu atau kakek. Peran seorang Ayah tetap krusial dalam perkembangan psikis seorang anak. Banyak anak broken home yang belum dipulihkan hatinya akan memiliki dampak yang sangat negatif dan merusak dalam dirinya.
ANAK 1.5 TAHUN SUKA MARAH
Memasuki usia 14 bulan ke atas, perkembangan yang paling menonjol dari Eegan adalah perkembangan emosinya. Dimana sekarang, Eegan sudah semakin bisa mengekpresikan kemarahannya. Beberapa perkembangan emosi yang dialami eegan di usia 1.5 tahun ini, berupa :
TANTRUM ANAK 1 TAHUN
Tantrum atau respon marah yang berlebihan dari anak biasanya disebabkan oleh satu hal, yaitu keinginan yang tak terpenuhi. Pada saat usia anak 1-4 tahun, anak cenderung masih belum mengerti bagaimana menyampaikan keinginan mereka atau belum bisa belajar mengontrol emosi mereka, disinilah biasanya anak-anak ini “melepaskan” emosi mereka tanpa “disaring”. Aksi guling-gulingan, menjatuhkan diri, memukul, dan berteriak seringkali dilakukan anak saat keinginan mereka tak terpenuhi.