Lirik lagu “sakitnya tuh disini” mungkin udah ga asing lagi di telinga kita ya, Moms. Dan ternyata bukan hanya di telinga kita aja, melainkan juga telinga anak-anak jaman sekarang. Berbeda dengan dongeng klasik Indonesia contohnya Malin Kundang yang lama namun pasti, semakin pudar terdengar. Alih-alih sosok Malin Kundang, tokoh artis ibukota jauh lebih diingat dan dikenal oleh anak-anak kita.
Dan menurut saya, sangat miris melihat kenyataan bahwa anak-anak yang seharusnya belajar mengenai moral melalui buku cerita atau dongeng sebelum tidur harus akhirnya belajar mengenai cinta yang bobrok melalui lagu-lagu dewasa yang seringkali mereka senandungkan.
“Tak heran jika lirik lagu ‘Cinta Satu Malam, Oh Indahnya’ yang seringkali di nyanyikan anak-anak akhirnya berujung pada kasus pemerkosaan yang dilakukan anak SD.”
Banyak kita yang akhirnya merasa prihatin akan berita yang memperlihatkan fakta bahwa banyak anak-anak yang akhirnya terjerumus dengan narkoba, alkohol bahkan sex bebas dan tindakan kriminal lainnya. Namun, kita seringkali juga lupa, bahwa sifat utama anak adalah “copycat” alias menyontek apa yang terjadi di sekeliling mereka.
Dari sini, saya rasa, kita setuju bahwa, pendidikan bukan hanya harus dilakukan disekolah melainkan di lingkungan hidup mereka, yaitu rumah. Apa yang kita suguhkan di lingkungan rumah merupakan fondasi yang akan mereka pegang saat mereka terjun ke dunia pergaulan luar. Dan fondasi ini bisa kita mulai dengan memberikan edukasi yang sesuai dengan usia mereka.
Mari hidupkan kembali Malin Kundang – Malin Kundang dalam kehidupan anak-anak, yaitu cerita, tontonan, musik, dan apapun yang kita suguhkan ke anak. Apapun itu, pastikan semuanya mengandung pesan moral yang dapat menjadi fondasi karakter mereka.
“A mother can build a great family, but mothers can build a great generations and country.”